Rabu, 22 September 2010

Hamil Anggur atau Molahidatidosa

Kemarin saya mendapat pasien dengan diagnosa mola hidatidosa atau hamil anggur. Sejujurnya walau udah pernah belajar tentang mola hidatidosa tapi penasaran juga, jadi sata mencari tau lebih jauh tentang mola...Ternyata penanganan mola itu bukan cuma sampai dilakukan kuretase terus berhenti, penanganannya jangka panjang.

Mola hidatidosa sendiri merupakan kelainan trofoblast yang seharusnya mmbentu bagian janin namun bagian yang seharusnya membentuk plasenta ini melakukuan pembelahan secara terus menerus dalam jumlah berlebihan.

Penyebab terjadinya mola sendiri tidak diketahui secara spesifik. Namun menurut penelitian Andrijono, diduga kuat salah satu penyebabnya karena kekurangan vitamin A. "Pada penelitian ini, kami mendapatkan hasil bahwa kadar vitamin A dalam darah penderita hamil anggur lebih rendah dibandingkan dengan perempuan dengan hamil normal" ungkapnya.

Gejala kehamilan dengan mola hidatidosa sendiri mulai terlihat pada umur kehamilan 14 - 16 minggu, dapat dilihat dari ukuran rahim yang melebihi umur hamil sebenernya. Selain itu mual muntah terjadi semakin hebat, umumnya hormon hcg pada ibu hamil 14 minggu semakin menurun tapi pada kasus mola hidatidosa semakin meningkat. Gejala - gejala pre-eklampsia terjadi pada trimester pertama. Dan terkadang perdarahan terjadi dan terdapat jaringan mola yaitu berupa gelembung putih.
Penegakan diagnosa mola hidatidosa sendiri setelah dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang, yaitu:
1. Pemeriksaan ultrasonografi, tampak gambaran badai salju putih.
2. Pemeriksaan darah rutin yaitu kadar beta-Hcg dalam darah
3. Pemeriksaan sonde uterus menurut Hanifa, yaitu sonde yang dimasukan tanpa tahanan dan diputar360 derajat dengan deviasi sonde kurang dari 10 derajat.
4. Pemeriksaan foto toraks, tampak gambaran emboli udara.

Klasifikasi mola sendiri berdasarkan ada tidaknya janin dalam rahim, yaitu Mola Hidatidosa komplit dan Mola Hidatidosa Parsial (selain jaringan mola juga terdapat janin). Biasanya penderita mola hidatidosa ibu - ibu yang berusia dibawah 20 tahun dan kehamilan pertama. Komplikasi mola hidatidosa komplit hampir 20% berlanjut menjadi Choriocarsinoma

Penanganan mola hidatidosa terdapat beberapa tahapan:
Perbaikan Keadaan Umum
Transfusi jika terjadi anemia atau syok dan Menghilangkan penyulit seperti pre-eklampsia atau tirotosikosa.
Evakuasi Mola
Evakuasi mola dilakukan dengan 2 cara yaitu Kuretase dan Histerektomi.
Kuretase :
- Bila kanalis servikalis belum terbuka lakukan pemasangan laminaria, kuretase dilakukan 24 jam setelahnya.
- Sebelum dilakukan kuretase sediakan darah 500cc dan pasang infus dengan tetesan oksitosin 10 tetes IU dalam 500cc dekstrose 5%
- Kuretase dilaukan 2 kali dengan interval 1 minggu
- Seluruh jaringan hasil kerokan dikirim ke lab PA
Histerektomi:
Syarat dilakukan histerektomi yaitu umur ibu 35 tahun atau lebih, sudah memiliki anak hidup 3 atau lebih.
Follow Up
- Pengawasan selama 1 - 2 tahun
- Selama pengawasan pasien dianjurkan memakai KB Kondom, Pil, Diafragma,
- Pemeriksaan beta hcg dilakukan setiap minggu sampai ditemukan kadar normal 3 kali berturut. Kemudian pemeriksaan dilakukan setiap bulan sampai kadar normal ditemukan 6 ali berturut.
- Bila selama observasi selama 1 tahun terjadi remisi spontan (kadar beta hcg, pemerisaan fisik, foto toraks) maka pasien bisa menghentikan konstrasepsi.
- Dan bila selama observasi kadar beta hcg tetap dan meningkat, dan pada pemeriksaan foto toraks ditemukan adanya tanda -tanda metastasis maka pasien harus dilakukan evaluasi dan disarankan melaukan kemoterapi.

>.< Terima kasih >.<


1 komentar:

G-Phi mengatakan...

unn... judulNa mana yack???